Minggu, 18 Mei 2014

Masa Depan Online Shop di Indonesia

Halo sobat dropshiper , masih semangat jualan kan ? semangat terus ,hajar terus ,biar kata bulan mei ini agak sepi . Ngomongin masalah online shop ini gak bakal ada habisnya sobat , mulai dari perilaku konsumen kolot , suplier yang lembeknya tingkat bekicot , sampai masalah perangkat penunjang pun aku bahas . Pada artikel berjudul Masa depan online shop di Indonesia ini , saya akan mengulas lebih dalam bagaimana kah nasib sistem jualan secara online di Indonesia terutama dari sudut pandang dropshiper . Ada yang bilang bahwa masa depan online shop (jualan secara online) di Indonesia ini cerah prospeknya , ada juga yang bilang bahwa ini hanya fenomena sesaat karena booming sosial media , lambat laun toko konvensional (toko fisik) lah yang tetap ramai. Apa benar begitu ya ?

Menurut pengalaman saya pribadi yang notabene seorang dropshiper , aku akan mengatakan bahwa online shop di Indonesia itu ya stagnan , pasalnya booming sosial media (facebook dan twitter) sudah 5 tahun yang lalu , waktu itu kita belum kenal dengan jualan di fb , boro-boro twitter , orang akun twitternya saja bikin tahun 2011 hehehe. Sebelum adanya fb di Indonesia terkenal , marketplace semacam fjb kaskus , fjb detik dsb lebih langgeng atau lebih dulu hadir dan orang Indonesia melakukan transaksi jual beli lewat forum jual beli tersebut , entah itu ketemuan (COD) atau dikirim via ekspedisi saya kurang tahu . Nah , sekarang sudah masuk kuartal 2 tahun 2014 , banyak sekali dropshiper / reseller yang setiap hari tumbuh laiknya bayi lahir tapi tak sedikit dari mereka (dropshiper red) yang tumbang satu bulan kemudian . Stagnan disini saya artikan bahwa pertumbuhan sellernya mungkin meningkat , tapi tidak dengan konsumennya . Konsumen yang beli produk ke saya rata-rata pernah belanja online sebelumnya , sehingga merekalah urat nadi jual beli online di Indonesia , bukan orang-orang “katrok” yang tidak tahu cara transfer uang dsb .

Bahkan stagnan ini cenderung turun karena faktor krisis kepercayaan dan kekolot-kolotan konsumen . Kita tengok saja iklan page post nya online shop besar di Indonesia , rata-rata komentar-nya bernada kotor atau menjelek-jelekkan dunia jual beli online itu sendiri . Dan orang-orang “baru” yang ingin mencoba membeli barang secara online mengurungkan niatnya . Alhasil , dropshiper pun kena getahnya , apalagi status dropshiper yang punya banyak kekurangan disana-sini . Jika kita telusuri lebih dalam lagi , krisis kepercayaan itu muncul karena maraknya seller gadget / elektronik(laptop, handphone red) black market yang menipu secara lihai dan terorganisir , mereka melakukan penipuan via situs jual beli , forum jual beli daerah di fb dsb . Lalu si korban (biasanya pendatang baru online shop) koar-koar di sosial media “jangan percaya sama online, semua penipu” kata tersebut secara tidak langsung telah mengeneralkan bahwa semua penjual secara online baik itu black market , fesyen , aksesoris dsb itu penipu . Sungguh ironis .

Stagnan bisa kita artikan bahwa sistem pembelian jual beli online ini masih menggunakan media manual (chat over bbm , whatsapp etc ) . Orang Indonesia masih enggan untuk melakukan pembelian via web (add to chart) , dan kelihatannya akan seperti itu hingga waktu yang tak dapat ditentukan . Kepemilikan komputer / laptop dibandingkan dengan smartphone , orang Indonesia jauh lebih banyak yang memiliki smartphone dibanding komputer , bisa kita analogikan jika orang Indonesia mungkin bisa memiliki 2-3 handphone tapi tak memiliki komputer/laptop dirumah . Memang , sebagai seller kita memfasilitasi konsumen agar nyaman dengan cara transaksinya , tetapi jika begini terus , suatu saat akan mengalami titik sibuk dan ujung-ujungnya konsumen itu yang dirugikan . Jangankan beli via bbm/sms , konsumen tidak tanya ‘minta cod” saja , kita sudah senangnya minta ampun . Masa dimana konsumen melakukan add to chart nampaknya masih jauh dari harapan .

1 komentar: