Senin, 26 Mei 2014

Penyebab Krisis Kepercayaan Konsumen Online di Indonesia

Halo sobat dropship Indonesia ? Pernahkah sobat ditanya calon konsumen tentang aksi sobat dalam hal jual beli online , misalnya “kalau saya transfer , entar elu kabur , ogah ah gua beli online takut tipu ,cod ja bisa gak gan?” pola pikir cetek ala orang Indonesia seperti itu , memang ada beberapa orang yang suka belanja online tanpa pemikiran negatif seperti itu karena mereka sudah tau “rule” jual beli online . Masalahnya , kalangan pengguna internet di Indonesia itu dominasi terkuatnya diduduki oleh kaum menengah kebawah . Tentunya jika sobat dropship ditanya seperti pertanyaan tadi , mau jawab apa coba ? sudah pasti konsumen tersebut akan lari , karena merasa tak suka dengan sistem online bayar dulu baru dikirim barang . Sedangkan opsi COD ? no offense ya , kita kan dropship bukan penyedia stok . Akankah pertanyaan seputar itu akan terus terulang lagi ? jawabnya iya , mengapa ? karena ada beberapa alasan yang menjadikan sebab krisis kepercayaan konsumen online di Indonesia itu cenderung negatif thinking . Mau tahu alasannya ? simak yuk :

1.Iklan di media massa yang provokatif terhadap penipuan
Maraknya iklan situs jual beli seperti tokobagu*(yang sekarang jadi OL*) dan berniag* di tv yang slogannya seperti “klik , ketemuan , deal” tentunya bikin masyarakat makin takut kalau mau beli barang di internet lalu dikirimkan via ekspedisi . Slogan yang “menghasut” masyarakat Indonesia untuk terus membudayakan jual beli langsung dengan ketemu penjual dan pembeli yang notabene itu sudah kuno . Mungkin slogan tersebut ada benarnya , karena memang kedua situs tersebut lebih “menyukai” barang bekas , nah untuk barang bekas memang sebaiknya klik ketemuan deal , nah kalau barang baru ? apalagi itu kategori fesyen mungkin ,apakah harus seperti itu ? Apakah sepadan sebuah produk harganya 25rb harus dikunjungi dari tangerang ke jakarta timur bela-belain macet , panasan demi ketemu langsung dengan penjual ? kenapa tidak dikirimkan via kurir saja , hanya dengan 8rb konsumen tinggal duduk manis menanti paketnya datang .

2.Penjualnya memang niat nipu
Ini sering terjadi pada aksi jual beli elektronik/gadget khususnya hp ataupun laptop . Mungkin yang paling rame itu hp karena memang hp itu kebutuhan primer  . Boleh dibilang 100% seller gadget bm itu penipu . Mereka sering beraksi bekerja sama membentuk tim dan melakukan promosi via web store ataupun situs jual beli listing bahkan ada juga yang masuk via forum jual beli seperti kaskus . Mereka mengiming-imingi harga gadget murah meriah bisa dikatakan 80% lebih murah dari harga original . Motif penipuannya , konsumen disuruh transfer berapa % dulu ,nanti setelah barang diterima baru dilunasi totalnya. Siapa yang gak tergiur coba ? semua orang pastinya , dan sasaran mereka adalah anak-anak berumuran 20thn –nan bahkan ada juga yang target >30thn utamanya laki-laki . Nah , setelah korban ditipu akhirnya efek viral menyebar ke masyarakat untuk tidak lagi mempercayai jual beli online . Kalau sudah seperti ini , siapa yang kena getahnya coba ? seller online yang jualan fesyen dll jadi kena . Siapa yang mau disalahkan ?

3.Negatif thinking
Karena pengaruh iklan di TV dan juga beberapa teman/keluarga yang pernah mencoba belanja via online dan hasilnya ternyata penipuan , maka pemikiran negatif selalu muncul ketika konsumen tertarik pada produk yang dijajakan via internet . Mereka sering meminta cod , dan jika tidak bisa cod maka mereka akan pergi . Memang disatu sisi COD adalah sebuah opsi , tapi alangkah lebih baiknya jika cod tersebut disesuaikan dengan harga produk yang diinginkan . Jangan karena takut kena tipu nyawa tak terselamatkan karena perjalanan ke rumah seller memiliki peluang besar terjadi kecelakaan dan pemborosan uang yang sekiranya tidak diperlukan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar